Peluang, tantangan, dan strategi zakat dalam pemberdayaan ekonomi umat

Pada zaman modern saat ini, banyak terjadi masalah ketimpangan sosial-ekonomi. Ketidakmerataan ekonomi tentu menimbulkan masalah yang serius, di mana orang kaya semakin kaya dan orang yang miskin tetap dalam kemiskinannya. Situasi ini dikritik dalam Al-Qur’an surat At-Takasur ayat 1, yang artinya “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu”.

Dalam rangka menekan ketamakan orang kaya dan meningkatkan rasa solidaritas, agama Islam mewajibkan zakat bagi umat Islam. Kedudukan zakat diperkuat dalam rukun Islam, yakni setelah sahadat dan salat. Zakat merupakan ibadah sosial, yakni hubungan antara sesama manusia. Dengan zakat, masalah sosial khususnya dalam masalah keterbelakangan ekonomi dapat diatasi. Selain itu, zakat juga salah satu cara yang efektif serta strategis untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat.

Potensi zakat sangat besar dan juga bermanfaat, jika institusi zakat dapat mengelola secara efektif dan mengatasi semua masalah klasik yang selalu dihadapi oleh administrator. Kemampuan manajerial, akuntabilitas, integritas, dan kejujuran merupakan kompetensi utama untuk mengelola zakat. Sementara itu memberdayakan, mengawasi dan mengajarkan pada orang yang menerima zakat (mustahiq) adalah beberapa hal penting yang harus dipikirkan. Oleh sebab itu, lembaga pengelola zakat harus mendapatkan cara untuk merubah prespektif dari pemerima menjadi pemberi zakat (mustahiq ke muzakki).

Berdasarkan uraian di atas, Ibu Siti Zumrotun mengkaji mengenai peluang, tantangan dan strategi zakat dalam pemberdayaan ekonomi umat. Bagi kamu yang ingin mengetahui informasi ini lebih lengkap, kamu dapat mengunjungi link berikut: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/ahkam/article/view/2899

Sumber: 

Zumrotun, S. (2016). Peluang, tantangan, dan strategi zakat dalam pemberdayaan ekonomi umat. Ahkam, 16, 97–104. Retrieved from http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/ahkam/article/view/2899